Berita

  • Home
  • Berita Detail

Gizi Dan Tumbuh Kembang Anak

  • Inst. Promkes
  • 03/02/2023

Gizi Dan Tumbuh Kembang Anak

Narasumber : Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A ( RSMH Palembang)

Anak-anak tumbuh dan berkembang secara bertahap  baik secara fisik, emosional, kognitif dan psikologis Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah; faktor lingkungan seperti nutrisi (gizi), sosial ekonomi, penyakit, keluarga Faktor keluarga merupakan faktor yang paling  berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas fisik anak Di luar keluarga, pengaruh di luar keluarga seperti guru, teman sebaya dan media massa baik  elektronik maupun  massa sangat berpengaruh  terhadap tumbuh kembang anak.

 

 

 

Brown (2005) menyatakan bahwa mid-childhood didefinisikan sebagai anak berusia 5-10 tahun, dan praremaja didefinisikan sebagai usia 9-11 tahun untuk anak perempuan dan 10-12 tahun untuk anak laki-laki. Usia 5 hingga 12 tahun dianggap sebagai anak usia sekolah Feubner (2003) menegaskan bahwa anak usia 9 sampai 12 tahun sedang mempersiapkan diri memasuki masa remaja awal, dimana pada masa remaja awal ini akan terjadi perubahan fisik, mental dan emosional. Menghadapi perubahan tersebut, terutama yang bersifat fisik yang disebabkan oleh perubahan hormonal, memerlukan persiapan yang baik Pada usia 9-12 tahun, terjadi perkembangan  yang signifikan dalam kehidupan

Pada masa tumbuh kembang ini, anak membutuhkan nutrisi tertentu yang harus dipenuhi dengan makan dalam jumlah yang cukup dan sesuai anjuran harian. Selama usia sekolah, perkembangan anak stabil dan bertahap, tetapi  tidak secepat masa kanak-kanak dan tidak secepat masa remaja Pertumbuhan tahunan rata-rata pada usia sekolah adalah 7 pon (3 sampai 3,5 kg) dan 2,5 inci (6 cm) Anak-anak pada usia ini  memiliki kebutuhan pertumbuhan yang berkelanjutan yang bertepatan dengan periode keinginan dan makan lebih banyak.

Gizi yang cukup untuk anak sekolah berperan penting selama usia sekolah untuk memastikan anak mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang maksimal (Brown, 2005) Anak usia sekolah usia 7 sampai 12 tahun memiliki banyak aktivitas dengan kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan karena pada usia ini anak mudah dipengaruhi oleh kebiasaan di luar keluarga Pada usia ini, anak mulai memilih/memutuskan sendiri Terkadang ada kesulitan yang berlebihan dengan makanan tertentu yang disebut Food Faddism. Menurut Dinas Kesehatan DKI RI tahun 1995 dalam Anggaraini tahun 2003, anak usia 7 sampai 12 tahun termasuk dalam kelompok remaja Pada kelompok usia 10-12 tahun kebutuhan energinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 7-9 tahun karena pada usia 10-12 tahun  pertumbuhan anak lebih cepat terutama dalam hal ukuran. Kebutuhan gizi  anak usia 10 hingga 12 tahun  berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas sehingga menjadi kebutuhan lebih banyak energi. Pada masa ini, anak perempuan biasanya  mulai menstruasi, sehingga membutuhkan lebih banyak protein dan zat besi. Kebutuhan gizi siswa usia 7 hingga 12 tahun  meningkat secara perlahan tetapi dengan laju yang stabil atau berkelanjutan. Kebutuhan energi anak tergantung pada tingkat aktivitas fisik dan tinggi badan anak Kebutuhan energi anak menurut DRI (Dietary Referente Intakes) berdasarkan jenis kelamin, usia, tinggi badan dan aktivitas fisik.

 

Referensi:

A, A. K 2016, ‘Kebiasaan Makan Dan Gangguan Pola Makan Serta Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Remaja’, Jurnal Publikasi Pendidikan, vol.vi, no.1, hlm.49–55.

Abdullah, R. Y., Sarkees, A. N. And Yasin, N. A 2018, ‘Nutritional Status And Food Behavior Among Primary School Students In Nutritional Status And Food Behavior Among Primary School Students In Duhok City ???? ????? ?? , Abdullah Yahiya Rebar ?????? ???????? ? ?????? ??????? ????? ??????? ???????? Clinical I’, Kufa Journal For Nursing Sciences, vol.7.

Afrina, Muliyati, H. And Aziz, D. S 2019, ‘Hubungan Perilaku Makan Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Smk Negeri 1 Palu’, Chmk Health Journal, vol.3, no.2, hlm.1–5. http://Garuda.Ristekdikti.Go.Id/Documents/Detail/987598.

Aizafa, A. A. N., Sayekti, S. And Prasetyaningati, D 2019, Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja Usia 19-22 Tahun (Di Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang).

Akhriani, M., Fadhilah, E. And Kurniasari, F. N 2015, ‘Hubungan Konsumsi Minuman Berpemanis Dengan Kejadian Kegemukan Pada Remaja Di Smp Negeri 1 Bandung’, Indonesian Journal Of Human Nutrition, vol.2, no.1, hlm.48–59. Https://Ijhn.Ub.Ac.Id/Index.Php/Ijhn/Article/Download/134/143.

Almatsier, S 2010 Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Almatsier, S., Soetarjo, S. And Soekatri, M 2011, Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Aninda 2016, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas Di Wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan. Aristantya, E. K. And Helmi, A. F 2019, ‘Citra Tubuh Pada Remaja Pengguna Instagram’, Gadjah Mada Journal Of Psychology, vol.5, no.2, hlm.114. Doi: 10.22146/Gamajop.50624.

Sumber Gambar: www.appletreebsd.com

( DOC, PROMKES, RSMH)