Berita

  • Home
  • Berita Detail

Kanker Payudara pada Pria

  • Inst. Promkes
  • 19/03/2025

Kanker Payudara pada Pria

Narasumber : Dewi Sartika, A.Md,( RSMH Palembang)

 

 

 

 

Kanker payudara merupakan kanker nomor satu yang diderita oleh wanita. Menurut data dari Globocan yang merupakan basis data daring yang berisi statistik kanker global, terdapat 2,3 juta kasus kanker payudara pada tahun 2022 di kalangan wanita. Dari jumlah tersebut, 670.000 wanita meninggal karena kanker payudara. Dan di Indonesia jumlah penderita kanker payudara mencapai 66.000 orang. Meski umumnya penyakit kanker payudara menyerang wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria, ini dikarenakan pria juga mempunyai jaringan payudara di sekitar area puting. Namun kanker payudara pada pria cukup jarang terjadi.

Sebanyak 1% dari jumlah total kasus kanker payudara di dunia dialami oleh pria. Seringkali kanker tersebut diketahui saat sudah menginjak stadium lanjut dan memiliki resiko kematian yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kewaspadaan akan munculnya kanker payudara pada pria dan kecenderungan untuk tidak memikirkan dan tidak menyadari bahwa pria juga bisa terkena kanker payudara.

Ada beberapa kesamaan antara kanker payudara pria dan kanker payudara wanita, dan ada juga perbedaan penting antara keduanya. Jenis kanker payudara yang paling umum pada wanita dan pria disebut kanker payudara invasif – No Special Type (NST), yaitu kondisi ketika sel kanker tumbuh dan menetap di lokasi asalnya, yakni payudara dan tidak menyebar.

Faktor

Proses terjadinya kanker payudara pada pria sama dengan wanita. Faktor-faktor risiko yang berperan dalam terjadinya kanker ini yaitu:

  1. Faktor Genetik

Faktor genetik memberikan peran yang paling besar dalam terjadinya penyakit ini. Gen yang berperan adalah BRCA1 dan BRCA2. Mutasi spesifik dari kedua gen tersebut ditemukan pada negara dan etnis tertentu dan bahkan ada varian yang menyebabkan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara pada pria muda. Pasien generasi pertama dengan riwayat kanker payudara di keluarga memiliki peningkatan risiko terjadinya kanker payudara sebesar 2 – 5 kali lipat seiring dengan jumlah dan onset anggota keluarga yang terkena.

  1. Faktor Hormonal

Kanker payudara pada pria diketahui lebih sensitif terhadap perubahan hormonal, di mana kadar estrogen yang tinggi dan kekurangan testosteron dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Beberapa penyakit yang terkait dengan peningkatan estrogen di dalam tubuh yaitu gangguan fungsi hati, obesitas, sindrom klinefelter, gangguan testis, ginekomastia dan penggunaan obat-obat hormonal.

  1. Faktor Lingkungan

Paparan lingkungan terhadap radiasi elektromagnetik dan panas diketahui meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Ditemukan bahwa sebagian besar penderita kanker payudara pada pria bekerja pada industri logam di mana paparan jangka panjang dari radiasi tersebut mengganggu fungsi testis dalam menghasilkan testosteron. Alkohol diperkirakan memiliki peran dalam peningkatan risiko terjadinya kanker payudara pada pria di mana dari studi didapatkan peningkatan risiko sebesar 6 kali pada pria yang mengonsumsi lebih dari 90 gram per hari.

Gejala

Gejala umum yang biasanya dirasakan oleh penderita kanker payudara pada pria sama dengan gejala yang dirasakan oleh Wanita, yaitu:

  1. Munculnya benjolan yang biasanya terletak disekitar payudara
  2. Benjolan terasa kenyal, tidak bergerak dan cepat membesar
  3. Puting payudara masuk ke dalam
  4. Pembengkakan, pengerasan dan memerahnya puting
  5. Luka atau ruam yang tidak segera sembuh
  6. Puting mengeluarkan cairan atau darah
  7. Munculnya benjolan di sekitar ketiak (kelenjar getah bening).
  8. Gejala lain seperti sesak nafas, mual dan muntah, nyeri ulu hati, nyeri kepala, vertigo, nyeri pada bagian tulangtulang, merasa selalu kelelahan, gatalgatal pada kulit dan mata berwarna kekuningan menandakan bahwa sel kanker sudah menjalar ke organ tubuh yang lain seperti paru-paru, otak, tulang dan hati.

Penanganan dan pengobatan kanker payudara

Kanker payudara pada pria pada dasarnya memiliki penatalaksanaan yang sama dengan wanita. Modalitas terapi yang utama adalah dengan pembedahan dan dapat diikuti dengan kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal atau terapi target.

Jenis pembedahan yang sering dilakukan adalah mastektomi radikal di mana dilakukan pengangkatan payudara beserta kelenjar getah bening di sekitarnya. Stadium dan progresifitas kanker payudara akan menentukan jenis terapi yang dapat dilakukan. Semakin tinggi stadium kanker, maka semakin sulit pula untuk dilakukan terapi.

Pada kanker stadium lanjut, terapi paliatif perlu diberikan pada pasien dan keluarga agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan meringankan penderitaan pasien dan keluarga dalam menjalani peperangan terhadap penyakitnya.

Kanker payudara pada pria sekalipun jarang ditemukan tetap tidak boleh diabaikan. Studi menunjukkan bahwa sebagian besar kanker payudara pada pria ditemukan pada stadium lanjut oleh karena teralu sering menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Semakin dini stadium penyakit ini maka semakin baik pula keberhasilan dari terapi yang diberikan. Bila sudah dinyatakan bebas kanker, pasien juga tidak boleh lupa untuk kontrol secara berkala dan segera ke dokter bila ditemukan gejala-gejala yang tidak biasa.

 

 

Referensi :

https://www.wcrf.org/preventing-cancer/cancer-statistics/breast-cancer-statistics/

https://www.uicc.org/what-we-do/thematic-areas/breast-cancer

https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/breast-cancer/types/male-breast-cancer

https://mayapadahospital.com/news/kanker-payudara-pada-pria-gejala-dan-faktor-risiko

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/ragam-jenis-kanker-payudara

https://www.rsonkologi.com/berita/langka-pria-juga-bisa-terkena-kanker-payudara

https://mayapadahospital.com/news/kanker-payudara-pada-pria-gejala-dan-faktor-risiko

 

Sumber Gambar :

https://www.makatimed.net.ph/wp-content/uploads/2022/01/1000-6.jpg

 

DOC, PROMKES RSMH