Berita

  • Home
  • Berita Detail

MENGATUR MENU PENDERITA HIPERTENSI SAAT LEBARAN

  • Inst. Promkes
  • 30/10/2023

MENGATUR MENU PENDERITA HIPERTENSI SAAT LEBARAN

Narasumber  : Septa Clara Astiyah,SST,MARS,RD ( RSMH Palembang)


 


 

Seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darahnya menunjukkan angka ≥ 140/90 mmHg. Salah satu upaya pengelolaan hipertensi adalah dengan menjalankan Diet Rendah Garam (diet RG) yaitu konsumsi garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl) < 1 sdt per hari (¼ sdt atau ½ sdt) dan menerapkan gaya hidup sehat.

Pengaturan pola makan atau DIET penderita hipertensi akan berbeda-beda untuk setiap orang tergantung seberapa tinggi tekanan darahnya, kondisi kesehatan, kesukaan atau alergi terhadap makanan dan keadaan sosial ekonomi masing-masing. Penderita hipertensi membutuhkan diet yang sesuai dengan kondisi unik individu dan kemampuan asupan nutrisi agar tercapai derajat kesehatan dan status gizi yang optimal. Pemberian jumlah kalori disesuaikan dengan perhitungan kebutuhan harian terhadap zat-zat gizi berdasarkan tinggi badan dan jenis kelamin, baik untuk zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) maupun zat gizi mikro (vitamin, mineral). Sedangkan untuk bentuk makanan yang diberikan, menyesuaikan kemampuan intake oral setiap penderita hipertensi dalam hal kemampuan mengunyah atau menelan dan kondisi gigi geligi serta ada atau tidaknya gangguan nafsu makan.

Diet RG yang diberikan pada saat penderita hipertensi dirawat di rumah sakit bertujuan untuk membantu menurunkan tekanan darah, membantu menghilangkan penimbunan cairan di dalam tubuh (edema atau asites) dan mencegah komplikasi hipertensi. Pemberian jumlah konsumsi garam dalam sehari disesuaikan dengan tinggi rendahnya tekanan darah sistolik dan diastolik dengan tetap melihat keadaan umum (KU) penderita hipertensi yang mengalami edema (pembengkakan akibat kelebihan cairan yang terjebak dalam jaringan tubuh) dan atau asites (akumulasi cairan yang berada di dalam rongga perut). Klasifikasi dalam pemberian Diet RG, sebagai berikut :

1.   Diet RG I

Diberikan pada penderita dengan edema, asites dan atau hipertensi berat dengan tekanan darah sistolik > 180 mmHg dan tekanan diastolik > 110 mmHg.

Anjuran penggunaan garam adalah tidak boleh menambahkan garam sama sekali dalam proses memasak.

2.   Diet RG II

Diberikan pada penderita dengan edema, asites dan atau hipertensi tidak terlalu berat dengan tekanan darah sistolik 160-179 mmHg dan tekanan darah diastolik 100-110 mmHg.

Anjuran penggunaan garam adalah boleh menambahkan garam sebanyak ½ sdt atau 2 gram per hari.

3. Diet RG III

Diberikan pada penderita dengan edema, asites dan atau hipertensi ringan dengan tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastolik 90-99 mmHg.

Anjuran penggunaan garam adalah boleh menambahkan garam sebanyak 1 sdt atau 4 gram per hari

Pembatasan penggunaan garam dapat menyebabkan penderita hipertensi mengalami penurunan nafsu makan akibat rasa makanan yang hambar. Oleh karena itulah untuk menambah selera, diperbolehkan menambahkan garam meja yang ditaburkan pada makanan yang telah matang.

Penderita hipertensi yang tidak dirawat, dapat menjalankan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) di rumah untuk menjaga tekanan darahnya. Prinsip dan syarat Diet DASH, yaitu :

1. Mengkonsumsi aneka ragam makanan mengikuti pola gizi seimbang.

2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.

3. Jumlah asupan garam dapur dibatasi < 1 sdt sesuai kondisi kesehatan (asupan natrium < ¼ sdt atau ½ sdt per hari dan asupan sodium < ¼ sdt atau ½ sdt per hari yang terkandung di dalam makanan kaleng atau kemasan).

4. Meningkatkan konsumsi  makanan sumber kalium, kalsium dan magnesium.

5. Membatasi konsumsi lemak jenuh, maksimal 10% dari energi total per hari.

Penerapan dan kepatuhan diet bagi penderita hipertensi pada saat hari raya atau lebaran perlu mendapatkan perhatian khusus. Menu lebaran di Indonesia, kaya akan kandungan karbohidrat, protein dari daging dan ayam serta lemak dan minyak (santan) disertai dengan rasa makanan yang lezat dari penambahan bumbu dan garam yang banyak.  Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penderita hipertensi dalam mengelola diet yang sedang dijalani. Penderita hipertensi di saat lebaran, harus tetap membatasi asupan garam dari menu makanan sesuai anjuran yang telah diberikan.

Penderita hipertensi dapat memilih menu lauknya saja tanpa kuah atau bumbu, bisa juga mencuci dengan air matang atau membuang bumbu yang menempel pada makanan tersebut. Jika makanan terasa hambar, maka penderita hipertensi dapat menaburkan garam meja secukupnya. Cita rasa untuk makanan lebaran khusus bagi penderita hipertensi, dapat ditingkatkan dengan menambah gula merah, gula pasir, bawang merah, bawang putih, jahe, kencur, salam dan bumbu lain yang tidak mengandung garam atau sedikit mengandung garam. Untuk pembatasan asupan lemak dan minyak atau santan, makanan penderita hipertensi dapat diolah dengan ditumis atau dipanggang. Selain itu, penderita hipertensi juga perlu meningkatkan asupan makanan sumber serat dan makanan tinggi kandungan airnya yang berasal dari buah-buahan dan sayuran sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah beras merah, havermut, roti, gandum, singkong, ubi, kentang dan jagung. Sedangkan yang dibatasi adalah biskuit, kue-kue yang diolah dengan margarin dan soda kue, brownies dan crackers. Sumber protein hewani yang dianjurkan adalah daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, hati, ikan, susu rendah lemak dan hasil olahannya. Sedangkan yang dibatasi adalah ikan asin, telur asin, bakso, sosis, dendeng, abon, kornet, sarden, daging asap, keju, dan bahan-bahan makanan lainnya yang diawetkan dengan garam. Sumber protein nabati yang dianjurkan adalah tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan. Sedangkan yang dibatasi adalah selai atau jam kacang. Sumber lemak yang dianjurkan adalah minyak dari tumbuh-tumbuhan dan santan encer. Sedangkan yang dibatasi adalah margarin, mentega, santan kental, lemak hewan, minyak untuk menggoreng, kecap, tauco, terasi, petis, saos, bumbu instan, keripik, kerupuk, minuman bersoda dan soda kue. Sumber buah-buahan dan sayuran yang dianjurkan adalah pisang, alpukat, papaya, anggur, apel, jambu, semangka dan buah lain yang tinggi kalium. Sedangkan yang dibatasi adalah sayur dan buah yang diawetkan dengan garam.

 

Referensi :

 

    dr. Theresia Rina Yunita , 2022, Panduan Pola Makan Sehat untuk Penderita     Hipertensi,https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/panduan-pola-makansehat- untuk-         penderita-hipertensi
 

Mahardini Nur Afifah, 2021, Panduan Diet Hipertensi untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, https://health.kompas.com/read/2021/07/09/080100368/panduan-diet-hipertensi- untuk-menurunkan-tekanan-darah-tinggi?page=all

 

Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran RSUP Soeradji, 2020, Diet Rendah Garam, https://rsupsoeradji.id/diet-rendah-garam/

 

Kemenkes RI, 2011, Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. Jakarta: Kemenkes RI
– Almatsier, S. 2008. Penuntun Diet.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
 

 

Referensi gambar :

 

https://images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Awr9.pPQ4ZdkbtEjKdFXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZANBREVOR1QyXzEEc2VjA3BpdnM-?p=MENU+LEBARAN&fr2=piv-web&type=E210US885G0&fr=mcafee#id=6&iurl=https%3A%2F%2Fumroh.com%2Fblog%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FCF6DB71F-2962-46A5-A03A-B35EF4A0433D.jpeg&action=close

DOC, PROMKES, RSMH