Berita

  • Home
  • Berita Detail

MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG MENOPAUSE

  • Inst. Promkes
  • 01/11/2022

 MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG MENOPAUSE

Narasumber : dr.Hj.Fatimah Usman,Sp.OG,Subsp,F.E.R

(RSMH Palembang)

Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode berakhirnya masa menstruasi yang diikuti dengan berhentinya fungsi ovarium dan menstruasi secara permanen, setelah terjadi amenorea sekurang-kurangnya satu tahun, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis.

B. FISIOLOGI MENOPAUSE

 

 

 

                                                             Gambar 1. Tahapan Menopause

Tahapan menopause:

1. Pramenopause

Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang disertai nyeri haid. Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom premenstrual. Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah fase folikuler yang memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH yang biasa tinggi namun bisa juga normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan sehingga dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.

2. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause, dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2-8 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Beberapa ahli menyatakan bahwa perimenopause terdiri dari beberapa tahap, yaitu: tahap awal perimenopause, dapat terjadi pada wanita usia 30 tahun namun umumnya dimulai antara usia 40-44 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan siklus dan lama menstruasi; tahap pertengahan ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, tapi tetap terjadi setiap bulan; dan tahap akhir saat siklus menstruasi mulai menghilang sampai akhirnya berhenti sama sekali. Sekitar 6 bulan sebelum menopause, level estrogen turun secara drastis.

3. Menopause

Bila pada usia perimenopause ditemukan kadar FSH dan estradiol yang bervariasi, maka setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (> 40 mlU/ml). kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita, sedangkan pada sebagian wanita lain apalagi wanita gemuk kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause yaitu apabila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar estradiol < 30 pg/ml.

4. Pascamenopause

Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat.

C. GEJALA DAN GANGGUAN KLINIK PADA MENOPAUSE

 

 


 Gambar 2. Gejala Menopause 

 

1. Perubahan pola haid

Gejala paling umum pada wanita perimenopause adalah perubahan dari pola haid. Lebih dari 90% wanita perimenopause akan mengalami perubahan dalam siklus haid. Siklus yang memendek antara 2-7 hari sangatlah khas. Sebagai contoh, wanita dengan siklus haid yang teratur antara 25-35 hari selama usia 20-30 tahun akan mengalami siklus haid lebih sering terutama disebabkan oleh memendeknya fase folikel. Siklus haid yang sebelumnya menetap tiap 28 hari akan menjadi siklus 25 atau 26 hari dan pada waktu terjadi perimenopause kejadian oligomenorea meningkat.

2. Keluhan vasomotorik

Keluhan yang muncul berupa perasaan panas yang muncul tiba-tiba disertai keringat banyak. Keluhan tersebut pertama kali muncul pada malam hari atau menjelang pagi, dan lambat laun juga akan dirasakan pada siang hari

3. Keluhan somatik

Nyeri tulang dan otot merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan wanita usia peri/pascamenopause. Pemberian TSH dapat menghilangkan keluhan tersebut. 

4. Keluhan psikis

Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif dan sensorik seseorang.

5. Gangguan Tidur

Beberapa pola umum gangguan tidur diataranya:

a. susah untuk jatuh tidur

b. terbangun tengah malam dan sukar untuk kembali tidur

c. bangun lebih awal dan tidak mampu untuk tidur kembali

6. Gangguan seksual

Selama masa transisi ke menopause, dimana kadar estrogen menurun maka frekuensi gangguan seksual meningkat. Akibat berkurangnya hormon estrogen, aliran darah ke vagina berkurang, cairan vagina berkurang, dan sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah cedera. Gejala dari gangguan seksual antara lain: berkurangnya lubrikasi vagina, menurunnya libido, dispareuni, dan vaginismus.

7. Gangguan organ lain

1) Kulit

Kekurangan estrogen dapat menurunkan mitosis kulit sampai atrofi, menyebabkan berkurangnya sintesis kolagen, dan meningkatkan penghancuran kolagen.

2) Mulut, hidung, dan telinga

Seperti pada kulit, kekurangan estrogen juga menyebabkan perubahan pada mulut dan hidung. Selaput lendir menjadi berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering, dan mudah terkena gingivitis.

3) Payudara

Pada pascamenopause, payudara mengalami atrofi, terjadi pelebaran saluran air susu, dan fibrotic.

8. Osteoporosis

Kekurangan hormon estrogen akan dapat menyebabkan hilangnya massa tulang. Akibatnya dapat terjadi osteoporosis yang akhirnya akan membuat tulang mudah patah.

9. Penyakit kardiovaskular

Terjadi aktivasi trombosit dan pengeluaran zat seperti tromboksan yang memiliki efek vasokonstriksi sehingga meningkatkan resiko penyakit iskemik.

D. DIAGNOSIS

Diagnosis menopause dapat ditegakkan jika:

1. Usia wanita, 40 - 65 tahun

2. Tidak haid > 12 bulan, atau haid tidak teratur. Namun setiap amenorea, harus disingkirkan dahulu kemungkinan kehamilan. Maka pemeriksaan lebih lanjut sangat penting.

Anamnesis - haid tidak teratur, atau tidak haid sama sekali. Bila ternyata keluhan sudah ada, sebelum wanita memasuki usia menopause, maka perlu di pikirkan penyebab lain.

3. Keluhan klimakterik:

a. Vasomotorik - gejolak panas, jantung berdebar-debar, sakit kepala, keringat banyak (malam hari).

b. Psikologik - perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, lekas marah, tidak konsentrasi, perubahan prilaku, depresi, gangguan libido.

c. Urogenital - nyeri sanggama, vagina kering, keputihan, infeksi, perdarahan pasca sanggama, infeksi saluran kemih, gatal pada vagina/vulva, iritasi. Prolaps uteri/vagina, nyeri berkemih, inkontinensia urin.

d. Kulit – kering, menipis , gatal-gatal,keriput, kuku rapuh, berwarna kuning.

e. Tulang - nyeri tulang dan otot.

f. Mata - kerato konjungtivitis sicca, kesulitan menggunakan kontak lensa.

g. Mulut - kering, gigi mudah rontok.

h. Rambut - menipis, hirsutismus.

i. Metabolisme - kolesterol tinggi, HDL turun, LDL naik.

4. Laboratorium:

Apabila tersedia fasilitas laboratorium, lakukan analisis hormonal.

a. Pra dan perimenopause - periksa FSH,LH, dan E2 pada hari ke- 3 siklus haid. Kadar hormon tersebut sangat bervariasi.

b. Pasca menopause, atau menopause prekok- periksa FSH dan E2 saja. Biasanya kadar FSH > 40m IU/ml, dan kadar E2 <30 pg/ml. Ikhwal ini khas untuk klimakterium, atau pasca menopause.

E.   PENGOBATAN

Semua wanita harus memahami bahwa pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) bukan bertujuan untuk memperlambat menopause atau untuk mencegah agar tidak tua, melainkan bertujuan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah keluhan ataupun penyakit akibat kekurangan estrogen. Seorang wanita harus memahami untung rugi penggunaan TSH dan penggunaannya pun harus berdasarkan indikasi yang jelas. Wanita yang direkomendasikan untuk diberikan TSH adalah:6,9,10

semua wanita, tanpa kecuali, yang ingin menggunakan TSH untuk pencegahan

semua wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan kanker usus

semua wanita dengan keluhan klimakterik

 

 

                                                 Gambar 3. Algoritma Tatalaksana Menopause

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Konsensus Tatalaksana Menopause. 2010

2. Lan Y et al., Prevalence, severity, and associated factors of menopausal symptoms in middle-aged Chinese women: a community-based cross-sectional study in southeast China. Menopause.2017; 24:10, 1-2

3. Yisma et al., Prevalence and severity of menopause symptoms among perimenopausal and postmenopausal women aged 30-49 years in Gulele sub-city of Addis Ababa, Ethiopia. BMC Women's Health.2017.17:124,1-2

4. Sussman M et al., Prevalence of menopausal symptoms among mid-life women: findings from electronic medical records. BMC Women's Health. 2015;15:58

5. Mehta J et al., Risks, Benefits, and Treatment Modalities of Menopausal Hormone Therapy: Current Concepts. Front. Endocrinol. 2020; 12:564781. 1-6

6. Pinkerton JV. Hormone Therapy for Postmenopausal Women. N ENGL J MED. 2020;382;5,1-3

7. Li et al. Menopausal Symptoms and Perimenopausal Healthcare-Seeking Behavior in Women Aged 40–60 Years: A Community-Based Cross-Sectional Survey in Shanghai, China. Int. J. Environ. Res. Public Health 2020, 17, 2640

8. Nazarpour S. et al., Factors associated with quality of life of postmenopausal women living in Iran. BMC Women’s Health.2020;20:104;1-2

9. D?browska-Galas et al.,Sexual Dysfunction in Menopausal Women. Sex Med .2019;7:472-479

10. Pérez-Herrezuelo et al.Female Sexual Function and Its Association with the Severity of Menopause-Related Symptoms. Int. J. Environ. Res. Public Health. 2020, 17, 7235

 

( DOC, PROMKES, RSMH)