Berita

  • Home
  • Berita Detail

SIGNAL SATU RASA

  • Inst. Promkes
  • 16/03/2022

SIGNAL SATU RASA

   Narasumber ; AIDIAWATY,S.Kep.Ns (RSMH, Palembang)

 

Dunia kini terasa begitu kecil dengan berbagai kemajuan yang dicapai dibidang teknologi informasi. Kita bisa berkirim kabar, bercerita, walau jarak yang sangat jauh sekalipun. Kapanpun dan dimanapun, kita membutuhkan komunikasi. Begitu juga dengan tubuh kita. Bayangkan, dalam tubuh seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya, sudah memiliki jumlah sel sebanyak 2(dua) triliun sel. Terlebih pada orang dewasa jumlah selnya bisa mencapai 100.000.000.000.000 (seratus triliun) yang setiap selnya akan ada komunikasi sehingga masing-masing sel mengenali satu sel dengan sel lainnya.. Masing- masing sel bekerja secara sinergis sesuai dengan fungsinya. Begitu teraturnya, sehingga masing-masing sel mengenali satu sel dengan sel lainnya.

Komunikasi yang terjalin baik dan sangat rapi antara sel satu dengan sel lainnya menghasilkan mekanisme tubuh yang begitu menakjubkan. Semakin kita tahu bahasa tubuh kita, semakin baik pula komunikasi yang terjalin antara kita dan tubuh kita. Dengan memahami bahasa tubuh, maka kita akan semakin tahu apa keinginan tubuh kita. Kapanpun tubuh kita “berbicara” dengan kita melalui bahasanya, tentunya kita seharusnya meresponnya sebaik dan sesegera mungkin sebagai satu isyarat atau signal pada tubuh kita.

Beberapa Signal yang dikeluarkan tubuh sebagai sesuatu yang harus direspon

1. RASA LAPAR

 

Rasa lapar merupakan signal positif tubuh yang memberi informasi kepada kita bahwa mesin pengolahan makanan kita sudah kosong dan siap diisi lagi. Sebaiknya makan itu tidak dengan acuan jam, tetapi dengan acuan rasa lapar. Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar, makan dengan patokan jam, dan sangat banyak juga orang-orang menunda waktu makan ketika signalnya sudah muncul, yang berefek pada meningkatnya asam lambung dan mengganggu keseimbangan sistem pencernaan kita. Akhirnya muncul penyakit seperti gastritis atau gastric ulcer


 

2.  RASA HAUS

 

 
           
Rasa haus adalah signal positif dari tubuh. Haus adalah cara 
tubuh untuk memberitahu anda bawa tubuh sebenarnya kekurangan cairan. Tubuh meminta kita agar menambah cadangan air dalam tubuh kita. Merasa haus adalah suatu hal yang normal, akan tetapi jika terus menerus merasa haus padahal sudah minum, ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan lain. Ada beberapa penyakit yang dikaitkan dengan tingginya rasa haus yang mengakibatkan tubuh meresponnya dengan banyak minum, hal ini kita kenal dengan polidypsi, yang artinya kemugkinan mengidap penyakit Diabetes Melitus.

 

 

3.  RASA NGANTUK

 

Rasa ngantuk merupakan signal positif tubuh. Tubuh memohon agar kita segera menidurkannya atau mengistirahatkannya. Betapa banyak orang memaksakan diri untuk tetap terjaga dengan berbagai tonik dan obat-obatan untuk memacu tetap segar, padahal itu memperbudak tubuhnya sendiri dengan memaksa proses alami tubuh. Bagi tubuh, tidur sama pentingnya dengan makan dan minum. Sayangnya, banyak dari kita yang mengabaikan kualitas dan kuantitas tidur.Kerugian yang didapat dari kurang tidur

atau sering mengantuk adalah rentan melakukan kesalahan dalam pekerjaan atau aktivitas karena menganggu konsentrasi. Ada beberapa kondisi yang sering mengantuk menjadi petunjuk suatu gejala penyakit, contohnya Depresi. Orang yang depresi akan sering mengantuk, hilang semangat hidup, tidak bergairah dan kehilangan minat bahkan muncul ide untuk bunuh diri.

 

4RASA LELAH

 

Rasa lelah merupakan signal positif dari tubuh. Tubuh kita mungkin sdh memaksakan diri bekerja berlebihan, menguras fisik dan pikiran. Signal rasa lelah sebagai respon bahwa tubuh kita berharap agar kita mengistirahatkannya, agar energi kita segera pulih seperti sedia kala. Berbagai

minuman energi atau suplemen yang banyak kita jumpai di pasaran, hanya akan memekasa tubuh tetap segar sesaat yang dipaksakan dan akan berefek terganggunya sistem keseimbangan tubuh dan penyakit.

5.  RASA MUAL

Rasa mual merupakan signal positif tubuh yang tidak boleh diredam denganberbagai obat anti mual. Rasa mual mengindikasikan mesin pengolahan makanan   kita sedng rusak atau bermasalah, bahkan mungkin banyak penumpukan toksit atau racun di organ pencernaan, yang membuat kita harus bijak melakukan pembersihan atau detoksifikasi. Tugas kita segera memperbaiki dn mengistirahatkannya dengan hanya memberikan makanan yang sangat ringan untuk dicerna dan memiliki efek cleansing atau pembersihan, seperti berbagai jus buah-buahan dan sayur-sayuran yangsesuai kebutuhan tubuh dan gejalanya. (Jenis makanan harus disesuaikan dengan faktor penyebab gejala mualnya)

 

6.RASA SAKIT

 

Rasa sakit bukan penyakit, tapi efek yang ditimbulkan oleh penyakit. seharusnya kita tidak boleh begitu saja meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan analgetik, kecuali terpaksa karena rasa sakit yang sangat hebat dan tidak bisa ditahan. Kebiasaan meredam rasa sakit dengan berbagai obat-obatan hanya akan

memperbudak tubuh kita dan justru akan semakin mempersulit kita untuk mencari sumber kerusakan tubuh penyebab rasa sakit. Cara-cara ini hanya akan memperburuk tubuh kita ketimbang memperbaikinya. Walaupun untuk sementara waktu ketika obat dimakan rasa sakitnya berkurang atau hilang, tetapi itu

 

perbaikan semu yang dipaksakan.

 

7.  DEMAM

Demam tidak selalu indikasi penyakit, tetapi sebagai reaksi positif
dari tubuh. Demam bisa jadi indikator adanya infeksi dalam tubuh, atau reaksi positif tubuh karena terjadi penumpukan toksik/racun tdalam sistem tubuh kita, sehingga tubuh harus menghasilkan ekstra panas dengan peningkatan suhu tubuh guna membakar/menetralisasi kelebihan toksk yang harus dibuang, yang tidak bisa diprose dengan suhu normal tubuh. Tugas kita adalah memberikan ekstra cairan pada tubuh kita (banyak minum), agar keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga, karena ketika naiknya suhu tubuh atau demam, tubuh melakukan pembakaran cairan lebih cepat dari biasanya. Obat penurun panas hanya boleh diberikan bila suhu tubuh/demam tidak terkontrol dengan pemberian ekstra cairan (banyak minum) dan kompres lokal.

8.DIARE

 

Diare merupakan signal positif yang tidak boleh distop dengan obat. Ini seringkali menjadi indikasi kalau sudah terjadi penumpukan toksik dalam sistem pencernaan kita. Umumnya diare muncul kalau kita salah makan, makan-makanan sembarangan yang tidak hiegenis atau kelebihan makan atau kekenyangan dengan

 

berbagai jenis makanan yang tidak sinergis satu sama lain yang masuk bersamaan dalam satu waktu. Tugas kita adalah menyetop semua makanan yang masuk agar

 

akumulasi bakteri penyebab diare bisa dihentikan, dan menggantinya dengan cairan yang banyak.

 

9.   
KONSTIPASI

Sulit buang air besar atau konstipasi adalah bagian dari penyakit dan penyebab berbagai penyakit termasuk berbagai penyakit infeksi. Buang air besar normalnya 1- 2x/hari tanpa kesulitan. Konstipasi merupakan cara tubuh memberi tahu kita kalau keseimbangan bakteri positif dalam usus kita sedang terganggu, dan bukan hanya itu, tubuh juga memberi tahu kalau itu dampak dari pola makan yang salah dan tidak seimbang..

 

Masih banyak lagi signal-signal tubuh lainnya yang perlu kita pelajari. Rasa yang tidak wajar yang berasal dari tubuh kita merupakan signal positif tubuh dan cara tubuh berkomunikasi dengan kita si pemilik tubuh, cara tubuh menyampaikan keluhannya, cara tubuh menyampaikan informasi bila sudah mulai ada kerusakan sekecil apapun, sebelum dokter dengan peralatan canggihnya bisa mendeteksi. Tetapi sayangnya, kita menganggap semua itu signal negatif yang harus segera ditekan dengan berbagai obat-obatan (diredam gejalanya sedang sumbernya dibiarkan berkembang). Cara-cara itu, lebih banyak memperbudak tubuh kita daripada mengobati atau memperbaikinya.

Semakin baik komunikasi tubuh dengan kita, maka akan semakin baik pula kerjasama yang terjalin antara kita si pemilik tubuh dan tubuh itu sendiri. Dengan kejasama yang baik, maka Sehat pun bukanlah satu hal yang sulit kita capai.

 

Daftar Pustaka

 

Dr. Bajry, Husen A. M.D., PH.D. 2008. Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik. Bogor : Media Prima Indonesia

 
 

DOC,PROMKES,RSMH