Berita

  • Home
  • Berita Detail

 STOP TUBERKULOSIS

  • Inst. Promkes
  • 04/11/2022

 STOP TUBERKULOSIS

Narasumber : Dian Sulistiawati,AMK ( RSMH Palembang)


 

 

 

 

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru. Penyebab tuberkulosis adalah infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) yang dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ tubuh manusia. Tuberkulosis ditularkan melalui udara. Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah menunjukan gejala, karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif pada tubuh dan dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh menurun. Seorang pasien TB, khususnya TB paru pada saat dia bicara,batuk,dan bersin dapat mengeluarkan percikan dahak yang mengandung M.tb. Orang-orang disekeliling pasien TB tersebut dapat terpapar dengan cara menghisap percikan dahak (droplet). Infeksi dapat terjadi apabila seseorang yang rentan menghirup percikan renik yang mengandung kuman TB melalui mulut atau hidung , saluran pernafasan atas, bronchus hingga mencapai alveoli. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat, guna mencegah resiko terjadinya resistensi antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, penyakit TBC dapat berakibat fatal. Meski begitu TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa di cegah.

Tanda dan Gejala TB

Ketika tubuh telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah kuman tersebut aktif. Berdasarkan kondisi tersebut kuman TB dapat dibagi dua jenis yaitu :

TB Pasif

Pada kondisi ini seseorang memiliki infeksi TB tetapi bakteri pada tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB pada jenis ini tidak menular. TB pasif dapat berubah menjadi aktif sehingga pengobatan tetap penting bagi penderita TB pasif dan juga dapat membantu mencegah penyebaran/penularan TB

TB Aktif

Pada kondisi ini seseorang mengalami sakit dan dapat menular ke orang lain. TB dapat langsung aktif pada minggu pertama setelah infeksi atau terjadi pada tahun selanjutnya. Adapun gejala dan tanda pada penderita TB aktif yaitu :

·Batuk berdahak berlangsung selama tiga minggu atau lebih

·Batuk darah

·Nyeri dada ketika bernafas atau batuk

·Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

·Demam

·Berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas

·Kehilangan selera makan

·Meriang ( panas dingin )

Tuberkulosis dapat juga mempengaruhi bagian tubuh lain seperti : ginjal,tulang belakang, atau otak. Saat TB berada diluar paru-paru, maka tanda dan gejalanya sesuai dengan organ yang terinfeksi. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena :

·Nyeri punggung pada TBC tulang belakang

·Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TBC kelenjar

·Kencing berdarah pada TBC ginjal

·Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak

·Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus

 

Faktor Resiko

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko TB :

·Kontak langsung dengan penderita TB

Seperti contoh bila salah satu anggota keluarga terkena TB maka faktor resiko 1 dari 3 orang kemungkinan tertular.

·Faktor usia

orang lanjut usia dan anak-anak memiliki resiko lebih tinggi terkena TB karena sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi TB.

·Sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit dan obat dapat menjadi penyebab mudahnya terkena TB. Misalnya penderita HIV/AIDS, diabetes melitus, dan gangguan ginjal yang parah. Contoh terapi pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh adalah terapi kanker (kemoterapi), dan orang yang sedang dalam terapi pengobatan golongan obat imunosupresan, seperti pada penderita lupus, rheumatoid arthritis dan psoriasis.

·Melakukan perjalanan ke daerah mayoritas terinfeksi TB dapat meningkatkan faktor resiko terkena TB karena pemaparan infeksi dalam waktu yang lama.

·Orang yang tinggal di lingkungan pemukiman yang kumuh dan padat penduduknya.

·Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.

·Orang yang mengalami kekurangan gizi.

·Pengguna NAPZA (Narkotika,Alkohol,Psikotropika, dan Zat adiktif),narkotika, alkohol, dan obat – obatan dapat merusak tubuh seseorang, sehingga melemahkan sistem kekebalan mereka terhadap penyakit TBC.

Terapi dan Pengobatan

Terapi pengobatan Anti-TB adalah satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan. Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lebih lama minimal enam sampai sembilan bulan. Pengobatan TB juga tergantung pada faktor usia, kondisi kesehatan, respon terhadap obat, jenis TB dan lokasi terinfeksinya di tubuh. Penggunaan obat TB kemungkinan memiliki efek samping yang membuat tidak nyaman namun tidak membahayakan seperti :

·Mual dan muntah.

·Kehilangan nafsu makan.

·Kulit berwarna kuning.

·Urin atau Kencing berwarna keruh bahkan kemerahan.

·Demam tanpa sebab.

 

 

 

Bagaimana Cara Pencegahan TB

Salah satu langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita TBC. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan TB yaitu :

·Menggunakan masker saat berada ditempat ramai dan berinteraksi dengan penderita TBC, serta mencuci tangan.

·Tutup mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau gunakan tisu untuk

menutup mulut , tisu yang sudah digunakan  dimasukan kedalam plastik dan di buang ke kotak sampah.

·Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

·Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.

·Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang diderita tidak lagi menular.

·Khusus bagi penderita TB menggunakan masker ketika berada disekitar orang terutama selama tiga minggu pertama pengobatan, upaya ini dapat membantu mengurangi resiko penularan.

Gejala Tuberkulosis Pada Anak

Gejala TBC pada anak cenderung lebih sulit dikenali. Hal ini karena gejalanya  tidak khas sehingga sering dianggap sebagai gejala penyakit lain. Gejala yang mungkin di temukan pada penderita TBC anak Yaitu :

·Batuk persisten selama lebih dari 2 minggu.

·Berat badan menurun dalam 2 bulan atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya.

·Pembengkakan kelenjar getah bening.

·Demam terus menerus selama lebih dari dua minggu.

·Anak tampak lemas (malaise) dan kurang aktif.

·Gejala tidak membaik meski telah diberikan antibiotik dan nutrisi.

Kapan Harus ke Dokter

Segera periksakan ke dokter jika anak mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC. Diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit TBC yang lebih lanjut.

Pemeriksaan TBC (Tuberkulosis)

Serangkaian pemeriksaan untuk mendukung diagnosis TBC diantaranya yaitu :

·Pemeriksaan Bakteriologi :

ü pemeriksaan dahak mikroskopis langsung dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi.

ü Pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM),dengan metode Xpert/RIF.

ü Pemeriksaan biakan (kultur).

·Pemeriksaan foto toraks.

·Pemeriksaan uji kepekaan obat.

·Tes kulit Mantoux atau tuberculin skin test.

·Bronkoskopi.

·Ct Scan.

Upaya penanggulangan TBC di Indonesia dapat dikatakan menemui banyak  tantangan, diantaranya dengan munculnya pandemi Covid-19 sehingga fokus  program kesehatan dialihkan untuk penanggulangan pandemi. Pemerintah mengharapkan kepada masyarakat untuk mendukung dalam mewujudkan Indonesia Bebas TBC dengan terus menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), makan makanan yang bergizi serta menjaga diri dan keluarga dari TBC. Untuk mengakhiri kasus TBC ini, tentu diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menyelenggarakan program TOSS TBC. TOSS TBC merupakan singkatan dari Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh. TOSS TBC sendiri telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2016. TOSS TBC merupakan program atau gerakan yang mengajak masyarakat untuk memahami dengan benar mengenai penyakit TB dan penanggulangannya, sehingga diharapkan mampu membentuk masyarakat yang peduli TB. Gerakan ini memiliki tiga langkah, yaitu :

1. Menemukan gejala di masyarakat.

2. Mengobati TBC dengan tepat dan cepat.

3. Melakukan pemantauan TBC.

Mari stop TB dengan melakukan pengobatan hingga tuntas dan membawa anak anda untuk mendapatkan vaksin BCG

 

Sumber :

National Institute of Health.2022.MedinePlus.Pulmonary Tuberculosis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2021. Jadikan Penerus Bangsa Bebas TBC. Dimulai dari Diri Sendiri dan Keluarga

 Centers for disease control and prevention.2021 Tuberkulosis.Basic TB Facts

Tuberculosis (TB) (2020). from https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics

American Lung Association.2020.Lung health & Disease.Tuberculosis.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2019). Apa itu TOSS TBC dan Kenali gejala TBC

Pamela Sari,N, & Rachmawati,A,S. (2019) Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis “TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh)” ABDIMAS:Jurnal Pengabdian Masyarakat,2(1),103-107

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2018.Pencegahan Tuberkulosis TBC

Mayo Clinic. (2017,08 Agustus). Tuberculosis.Diperoleh 09 November 2017 dari:https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250

WebMD.(2017,23 Maret).What is Tuberculosis.Diperoleh 09 N0vember 2017 dari https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2016.Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak

Sumber gambar 1 : cakrawalanews.co

Sumber gambar 2 : kompas.com

(DOC, PROMKES, RSMH)