Berita

  • Home
  • Berita Detail

Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Remaja

  • Inst. Promkes
  • 10/03/2022

Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Narasumber : Elsa Savitrie, SKM.M.Kes (RSMH, Palembang)

Pentingkah kesehatan reproduksi bagi remaja ???

Bunda yang mempunyai remaja putri pasti sangat memperhatikan proses pertumbuhan putrinya.Tahukah bunda bahwa menjaga kesehatan reproduksi pada remaja putri sangatlah penting, sebab masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini. Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang artinya membuat atau menghasilkan.

Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasil, banyak orang tua yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi, terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Peran Orang Tua ???

Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.

Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja. Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa menyerang remaja “salah pergaulan” tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena nekat mengambil tindakan aborsi.

Bagaimana kesehatan reproduksi pada remaja pria ???

Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki pula.

Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?

1.    Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.

2.    Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi, remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.

Mengapa perlu edukasi orang tua mengenai kesehatan reproduksi pada anak remaja?

Banyak orang tua yang merasa tidak nyaman atau canggung ketika membahas topik ini pada anak remajanya. Jika edukasi yang berkaitan dengan reproduksi kurang didapatkan remaja, situasi ini dapat memicu terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Salah satu masalah yang sering terjadi akibat kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja adalah terjadinya penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja. 

Peran orangtua sangat penting dalam mengedukasi kesehatan reproduksi ataupun seksual pada remaja. Terutama melihat hingga saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang dapat menyerang remaja “salah pergaulan” ini. Ancaman yang mengintai berupa HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat akibat melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena nekat melakukan aborsi. 

Lebih baik pendidikan tersebut diberikan dengan prinsip kasih sayang dan keterbukaan, sehingga remaja akan lebih nyaman dan membuka dirinya dalam membicarakan masalahnya terkait kesehatan reproduksi. Sikap anti tentang segala hal yang menyangkut kesehatan reproduksi dan seksualitas sama sekali tidak akan membantu anak-anak Anda dalam lebih memahami segala risiko yang dapat terjadi akibat salah pemahaman,”

 

DOC, PROMKES,RSMH