Berita

  • Home
  • Berita Detail

Gigi Kelinci Baiknya Cari Tahu Dahulu Sebelum Menggunakan

  • Hukormas
  • 23/10/2021

Gigi Kelinci

Baiknya Cari Tahu Dahulu Sebelum Menggunakan

Narasumber:  drg Purwandito Pujoraharjo, MM, Sp.KGA

 

 

Tren gigi kelinci telah menjadi fenomena perawatan gigi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa publik figur banyak yang memodifikasi giginya agar menyerupai gigi kelinci, karena dinilai lucu dan membuat penampilan menjadi lebih menarik.

 

 

Istilah gigi kelinci sebenarnya tidak ada dalam dunia kedokteran gigi. Dalam hal ini, mungkin “gigi kelinci” yang dimaksud adalah veneer atau mahkota jaket. Namun kedua perawatan tersebut tentunya harus mengikuti kaidah dalam pembuatan restorasi/penambalan gigi.

 

Pembuatan veneer atau mahkota jaket harus menyesuaikan dengan dua kaidah yaitu minimal invasif dan biomimetik. Minimal invasif artinya jaringan gigi yang dibor harus seminimal mungkin yaitu hanya membuang jaringan yang rusak serta biomimetik berarti bentuknya harus menyerupai gigi asli secara anatomis.

 

Gigi kelinci yang sering kita lihat biasanya ukurannya sudah dibuat lebih panjang dari bentuk anatomis aslinya. Hal ini tentu saja menyalahi kaidah biomimetik. Oleh karena itu, pembuatan “gigi kelinci” harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis, dalam hal ini dokter gigi spesialis konservasi gigi atau spesialis prostodonsia. Jangan sekali-kali berkunjung ke tukang gigi untuk pembuatan “gigi kelinci” ini karena terkait kompetensi, kesterilan dan bahan-bahan kedokteran gigi yang mereka gunakan. Dokter gigi pasti akan memeriksa secara klinis maupun melakukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosa apakah pasien dapat dibuatkan “gigi kelinci” dalam hal ini veneer ataupun mahkota jaket. Jadi tidak serta merta permintaan pasien untuk dibuatkan “gigi kelinci” akan dikerjakan karena tetap berdasarkan indikasi dan kontra indikasi agar setelah pemasangannya tidak akan menimbulkan masalah pada rongga mulut di kemudian hari.

 

Masalah rongga mulut yang dapat terjadi antara lain; jika ukuran “gigi kelinci” menjadi lebih panjang dapat menganggu fungsi gigi seri tersebut untuk memotong makanan, jaringan gusi dan sekitarnya juga dapat terjadi peradangan jika penempatan ujung veneer/mahkota jaket yang dekat dengan gusi menyebabkan trauma berulang serta kontak antara rahang atas dan bawah dapat terganggu kestabilannya. Hal terpenting adalah setelah pemasangan “gigi kelinci”, pasien harus lebih ekstra dalam menjaga kebersihan rongga mulut dan menyikat gigi.

 

Berapa kisaran harga yang dipatok untuk mendapatkan gigi kelinci”? Pembuatan “gigi kelinci” atau veneer ini bisa dilakukan dengan 2 metode yaitu langsung saat pasien di kursi gigi (direct) dan juga dibuatkan di laboratorium setelah pasien dibor dan dicetak (indirect). Kedua metode tersebut tentunya dipilih berdasarkan indikasi, kontra indikasi dan jenis bahan yang digunakan. Pembuatan veneer atau “gigi kelinci” yang menggunakan tambalan sinar dapat dilakukan langsung di kursi gigi sedangkan jika menggunakan bahan porselen, seperti lithium disilikat (emax) atau zirconia harus melalui proses laboratorium. Tentu saja pembuatan yang melalui proses laboratorium membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan yang langsung dikerjakan di kursi gigi.

 

Pasien-pasien jika ingin mempercantik gigi dan menjadikan penampilan lebih menarik sebaiknya menjaga kebersihan rongga mulut dan rutin         6 bulan sekali berkunjung ke dokter gigi meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan seandainya ditemukan kelainan pada rongga mulut (gigi berlubang, karang gigi, dsb) dapat segera terdeteksi agar penanganan lebih cepat dan tepat.

 

(Doc Humas RSMH)