Berita

  • Home
  • Berita Detail

Mengatasi Depresi Pada Remaja

  • Inst. Promkes
  • 20/01/2023

Mengatasi Depresi Pada Remaja

Narasumber : Elsa Savitri, SKM.M.Kes ( RSMH Palembang)

 

 

 

Apa arti depresi?

Depresi merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan kesedihan yang mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak dapat tidur atau tidur sepanjang hari, kehilangan selera makan, minat, dan kesenangan dalam aktivitas sehari-hari.

Apakah remaja dapat terkena depresi?

Buat kamu yang masih remaja, gejala depresi sebenarnya lebih sulit untuk terdeteksi, karena remaja memang sering mengalami perubahan mood. Remaja memang sering mengalami perubahan suasana hati atau mood. Itulah sebabnya, remaja yang terlihat murung atau sedih sering kali dianggap hal biasa, misalnya karena patah hati, mendapat nilai jelek, atau merasa kurang perhatian dari orang tua. Padahal, bisa jadi itu gejala depresi pada remaja.  

Apa arti depresi remaja?

Depresi remaja adalah suatu kelainan pada kesehatan mental yang serius yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat dalam aktivitas pada usia remaja. Kondisi ini mempengaruhi pola berpikir, perasaan hati, dan berperilaku, hingga dapat  menyebabkan masalah emosional, fungsional, dan fisik. 

Jika rasa sedih berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, mengganggu sekolah atau kegiatan lain dengan keluarga atau teman, atau berpikir untuk bunuh diri, kemungkinan ini adalah depresi remaja.

Apa penyebab depresi pada remaja?

Berikut beberapa faktor yang mungkin menyebabkan depresi pada remaja:

·Kimia otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang membawa sinyal ke bagian lain dari otak dan tubuh. Ketika bahan kimia ini abnormal atau terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah, yang mengarah ke depresi.

·Hormon. Perubahan keseimbangan hormon tubuh mungkin terlibat dalam menyebabkan atau memicu depresi.

·Sifat bawaan. Depresi lebih sering terjadi pada orang-orang yang kerabat darahnya, seperti orang tua atau kakek nenek, juga memiliki kondisi tersebut.

·Trauma anak usia dini. Peristiwa traumatis selama masa kanak-kanak, seperti pelecehan fisik atau emosional, atau kehilangan orang tua, dapat menyebabkan perubahan pada otak yang membuat seseorang lebih rentan terhadap depresi.

·Pola-pola berpikir negatif yang dipelajari. Depresi remaja mungkin terkait dengan terbiasa merasa tidak berdaya, ketimbang belajar untuk merasa mampu menemukan solusi untuk tantangan hidup.

Apa tanda depresi pada remaja ?

Berikut beberapa tanda depresi pada remaja:

·Tampak sedih, mudah tersinggung, atau menangis

·Perubahan pada nafsu makan atau berat badan

·Minat yang menurun pada kegiatan-kegiatan yang sebelumnya mereka sukai

·Penurunan energi

·Kesulitan berkonsentrasi

·Perasaan bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya

·Perubahan besar dalam kebiasaan tidur

·Selalu mengeluh bosan

·Berbicara tentang bunuh diri

·Menarik diri dari teman atau kegiatan setelah sekolah

·Kinerja sekolah yang memburuk

Cara mencegah depresi pada remaja

Peran orang tua serta lingkungan merupakan faktor penting untuk menjaga emosional dan membangun kepribadian yang baik pada anaknya. Berikan edukasi mengenai bagaimana cara bersosialisasi yang baik dengan lingkungan atau teman sekitar. 

Berikan cara mengendalikan diri apabila terjadi perselisihan dengan teman sebayanya. Berikan ruang bagi anak untuk bergaul, bermain, serta mengenali lingkungan sekitar sehingga anak dapat belajar mengadaptasikan dirinya.

Cara mengatasi depresi pada remaja

Beberapa hal di bawah ini untuk mengatasi depresi yang tengah kamu alami.

1.  Bicarakan masalahmu dengan orang dewasa

Jangan pendam semua masalahmu sendiri, cobalah untuk membicarakannya dengan orang dewasa yang kamu percaya. Bisa orang tua, guru, atau psikolog.

Mungkin sulit untuk mencoba mengutarakan perasaan ke orang lain, terutama saat kamu merasa tertekan, malu, atau tidak berharga. Penting untuk diingat bahwa bukan kamu saja yang mengalami hal ini.

Membicarakan masalah ini bukan berarti lemah, cacat, atau tidak baik. Menerima perasaan dan membukanya dengan seseorang yang kamu percayai akan membantu kamu merasa tidak sendirian.

2.  Jangan mengurung diri

Mengurung diri di kamar justru bisa memperburuk kondisi depresi kamu. Jadi, bahkan jika itu adalah hal terakhir yang ingin kamu lakukan, coba paksa diri kamu untuk tetap bersosialisasi. 

Kurangi menghabiskan waktu di media sosial dan bergabunglah dengan aktivitas menyenangkan di lingkungan. Bisa ikut ekskul, klub olahraga, menjadi sukarelawan, atau menemui para sahabat.

3.  Terapkan pola hidup sehat

Membuat pilihan gaya hidup sehat dapat memberikan keajaiban untuk memperbaiki suasana hati. Hal-hal seperti makan dengan benar, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup telah terbukti membuat perbedaan besar dalam kasus depresi.

Pastikan kamu selalu tidur cukup, makan-makanan yang seimbang, dan selalu bergerak. Jangan pernah berpikir untuk merokok, mengonsumsi alkohol, atau narkoba. Benda-benda ini bisa membuat depresi kamu makin kalut.

4.  Kelola stres dan kecemasan

Bagi banyak remaja, stres dan kecemasan bisa berjalan seiring dengan depresi. Stres, keraguan, atau ketakutan yang tak henti-hentinya dapat menguras energi emosional, memengaruhi kesehatan fisik, membuat tingkat kecemasan melonjak, dan memicu atau memperburuk depresi.

Stres ini bisa datang dari banyak hal seperti grogi menghadapi ujian, susah bergaul di lingkungan, atau kebanyakan pikiran. Coba renungkan masalahnya dengan kepala dingin dan cari solusi mengelola stres itu.

Bagi orang tua, bagaimana cara mengatasi depresi pada remaja?

Orang tua juga memegang peranan penting dalam menangani stres pada remaja.

1.  Dorong untuk bersosialisasi

Remaja yang depresi cenderung menarik diri dari teman-teman mereka dan kegiatan yang biasa mereka nikmati.

Tetapi isolasi hanya membuat depresi semakin buruk, jadi lakukan apa yang Anda bisa untuk membantu anak remaja kamu terhubung kembali dengan lingkungannya.

Namun ingat, saat bicara dengan mereka jangan pakai nada memaksa. Katakan dengan lembut, persuasif, bukan memaki atau memaksa mereka.

2.  Jadikan kesehatan fisik sebagai prioritas

Kesehatan fisik dan mental saling terkait. Depresi diperburuk oleh ketidakaktifan, kurang tidur, dan gizi buruk.

Sayangnya, remaja saat ini dikenal karena kebiasaan tidak sehat mereka seperti begadang, makan junk food, dan menghabiskan berjam-jam di ponsel atau gawai mereka. 

Ajak anak kamu bergerak dan berolahraga, selain itu batasi juga aktivitas mereka di depan layar gadget. Jangan lupa beri asupan makanan bernutrisi dan pastikan mereka mendapat cukup tidur.

3.  Ketahui kapan harus mencari bantuan profesional

Dukungan dan perubahan gaya hidup sehat dapat membuat perubahan berbeda bagi remaja yang mengalami depresi, tetapi itu tidak selalu cukup. Ketika depresi parah, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Metode perawatannya bisa beragam mulai dari psikoterapi, konsumsi obat, dan lain-lain. Jangan memberikan obat anti depresi tanpa konsultasi dengan dokter dahulu.

 

Referensi

Referensi gambar : https://caramengatasi.id/bagaimana-mencegah-depresi/

https://dosenpsikologi.com/cara-menghilangkan-depresi-remaja

https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/cara-mengatasi-depresi-pada-remaja/

https://www.honestdocs.id/depresi-pada-remaja

https://schfess.id/depresi-pada-remaja/

 ( DOC, PROMKES, RSMH )